Katanya : Indonesia Devisit negarawan, Surplus politisi kalengan

Senin, 13 Juli 2020 dalam bincang santai di Chanel youtube "Helmy yahya bicara" dimana bp.Helmy mengundang Dr. Ichsanuddin Noorsy.
Beliau adalah salah satu pakar ekonomi di indonesia yang sangat hebat.



https://www.youtube.com/watch?v=-a_SXeIIs9o

Dalam bincang santai tersebut, ada beberapa pembahasan mulai dari ekonomi, politik, juga beberapa masalah global.
Pada menit 33.40 Dr. Ichsanuddin mengatakan:
"Saya sangat risau dengan pejabat negara yang bekerjanya hanya melakukan pendekatan berbasis fungsi dan instrumentasi, tapi tidak pernah bicara dalam perspektif. misalnya bagaimana amanat konstitusi, tidak pernah berpikir tentang Hak-hak dasar yang diatur dalam hukum dasar."

Beliau juga membedakan antara Leaders, Fighters, Manager, Operator dan Genitor.
Bahkan beliau membuat matrix yang mana pejabat kita berada pada level Manager, Operator, dan genitor.

Sangat miris memang melihat keadaan indonesia yang seperti saat ini. dimana pemerintah kita tidak berani menegakan kedaulatan NKRI. Hanya bisa mengikuti pihak asing.
Namun Dr. Ichsanudin Noorsy yakin bahwa masih ada sebagian orang diluar pemerintahan, yang masih berpegang pada 2 kalimat. yaitu "Atas berkat rahmat Allah yang maha kuasa, dan dengan di dorong oleh keinginan luhur."

"Disatu sisi mereka percaya ada rahmat Allah SWT yang turun pada bangsa ini, Yang kedua masih banyak orang yang berpikir tentang keinginan luhur. Bukan keinginan kelompok atau partai politik."
Ucap Beliau.
Ketika kita mengoptimasi seluruh kekuatan kita, maka kita akan bisa mengalahkan kelemahan kita.
Sepanjang kita punya keberpihakan. Jadi kata kuncinya adalah keberpihakan.
Kalaupun anda punya keberpihakan ke dalam,itu bukan untuk kepentingan kelompok atau kalangan sendiri.
Itu yang tidak dimiliki beberapa pejabat negara.  dalam bahasa yang sederhana, "Kita itu devisit negarawan dan surplus politisi, repotnya lagi politisinya kalengan."
Ucap beliau








No comments:

Post a Comment

Ada apa dengan aplikasi mobile JKN??

 Aplikasi mobile JKN yang sebelumnya sudah cukup membantu dalam kepengurusan kesehatan, mendadak menjadi sangat tidak efektif. Hal ini keban...